SISTEM MATA PENCAHARIAN
SUKU MADURA
NAMA :
DWI RESTI BUDIYANTI
NPM : 22215058
KELAS :
1EB25
UNIVERSITAS GUNADARMA KARAWACI
TANGERANG
SEJARAH
MADURA
Dalam cerita
rakyat yang berkembang di Madura, disebutkan bahwa Suku Madura berasal dari
keturunan Radhin Sagara (Raden Sagoro). Raden Sagoro adalah anak seorang putri
dari Kerajaan di Pulau Jawa yaitu Medangkamulan. Kisahnya dimulai sebelum Raden
Sagoro lahir. Ibunya, putri kerajaan Medangkamulan, tanpa diketahui sebab yang
pasti tiba-tiba hamil. Ayahnya, Sanghyang Tunggal, Raja Medangkamulan, sangat
murka mengetahui hal tersebut. Sang raja bahkan kemudian memerintahkan
patihnya, Pranggulang untuk membunuh sang putri.
Namun
tugas itu tak berhasil dilakukan sang patih hingga sang putri melahirkan
anaknya. Konon ketika hendak membunuh sang putri, setiap hampir menyentuh
leher, pedang jatuh. Kejadian itu sampai terulang tiga kali. Sehingga sang
patih menghentikan tindakannya dan membiarkan sang jabang bayi lahir. Karena
Pranggulang meyakini bahwa Sang Putri hamil bukan karena perbuatannya sendiri.
Akhirnya,
Sang Putri dan anaknya dihanyutkan ke laut dan terdampar di tepi gunung
(sekarang dinamakan Gunung Geger, Bangkalan). Dari gunung itu mereka melihat
arah daratan yang lapang dan luas. Sedangkan gunung itu berada dipojok. Maka
dinamakanlah Madura diambil dari kata “Madu Oro” yang artinya pojok daratan
luas.
Mereka
berdualah yang diyakini sebagai penduduk pertama pulau Madura. Sedangkan Sang
Patih yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya kemudian enggan kembali ke
Medangkamulan karena malu. Patih Pranggolang kemudian mengganti namanya menjadi
Kiai Poleng
Ada
pula yang menduga bahwa asal nama san suku Madura adalah dari India. Tepatnya
dari daerah yang sama namanya, Madura atau Madurai di Tamil Nadu, India
Selatan. Menurut Mien Ahmad Rifai dalam Manusia Madura, Pilau Madura telah
dihuni manusia jauh sebelum Kerajaan Medang berdiri.
Sekitar
4000 tahun yang lalu atau 2000 tahun sebelum Masehi, bangsa dari utara dan
kebudayaan neolitik telah berdatangan
dan mendiami Pulau Madura. Mereka telah mampu bercocok tanam dan memanfaatkan
kekayaan laut. Seiring dengan masuknya para pedagang dari India dan Tiongkok
awal abad Masehi, sedikit demi sedikit kebudayaan dan kepercayaan suku Madura
berubah. Namun dalam perdagangan, orang Madura hanya menjadi perantara. Karena
keterbatasan sumber daya alam.
Hal
ini juga yang menyebabkan kerajaan-kerajaan di Madura tidak bisa berdiri
sejajar dengan Jawa. Madura selalu menjadi bawahan atau bagian dari kekuasaan
Jawa. Mulai zaman Kalingga, Mataram Kuno bahkan sampai Mataram Islam. Meski
diwarnai dengan banyaknya pemberontakan, Madura tetap menjadi negara bawahan
kerajaan besar di Jawa. Begitulah sekelumit tentang asal usul nama dan Suku
Madura. Kini, Suku Madura telah menjadi salah satu suku terbesar di Indonesia.
KONDISI
GEOGRAFIS
Secara
geografis, Pulau Madura terletak di sebelah timur laut Pulau Jawa. Selat Madura
di sebelah barat dan selatan menjadi pemisah antara Pulau Madura dan Jawa.
Selat Madura menghubungkan Laut Jawa dengan Laut Bali. Sedangkan di sebelah
timur dan utara, berbatasan dengan Selat Bali dan Laut Jawa.
Berdasarkan
astronomis Pulau Madura terletak pada koordinat, 7°-0` Lintang Utara dan
113°-20` Bujur Timur. Panjang Pulau Madura kurang lebih 160 km dan jarak yang
terlebar pulau sebesar 40 km5.
Meski terpisah
dari Jawa, saat ini, secara administratif Pulau Madura termasuk wilayah Jawa
Timur. Total luas wilayahnya (termasuk pulau-pulau kecil) kurang lebih 5.300
km. Jumlah penduduknya hampir mencapai 4 juta jiwa (tepatnya 3.711.433 juta
jiwa, data BPS Jawa Timur tahun 2008)
Pulau Madura
terdiri dari empat Kabupaten, yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
Adapun rincian luas keempat kabupaten: Bangkalan 1.260 km2,
Sampang 1.233 km2, Pamekasan
792 km2, dan Sumenep
1.989 km2.
Pantai utara
merupakan suatu garis panjang yang hampir lurus. Pantai selatan bagian timur
memiliki dua teluk besar, terlindung oleh pulau-pulau, gundukan-gundukan pasir,
dan batu-batu karang. Kepulauan Sapudi dan Kangean di sebelah timur termasuk
dalam daerah administratif Madura. Pulau-pulau kecil lainnya adalah Raas,
Gua-Gua, Sapekan, dan Sepanjang, juga gugusan pulau kecil Masalembu,
Masakambing, dan Keramian yang terletak antara Madura dan Kalimantan.
Madura memiliki
gugusan bukit kapur yang lebih rendah, lebih kasar, dan lebih bulat
dibandingkan bukit kapur di Jawa. Puncak tertinggi Madura adalah Gunung
Tembuku, 471 m dia atas permukaan laut. Hamparan dataran rendah lebih banyak di
daerah selatan. Gundukan pasir setinggi 5-15 m yang terbentang di Madura, konon
terpanjang di dunia. Membentuk formasi memanjang di sisi timur laut pulau
Madura.
Iklim di Madura
bercirikan dua musim, yakni Musim Barat (Musim Hujan). Dan Musim Timur (Musim
Kemarau). Curah hujan setiap bulan tidak lebih dari 200-300 mm. Dengan
komposisi tanah dan rendahnya curah hujan menjadikan tanah di Madura kurang
subur. Hal inilah yang membuat banyak orang Madura beralih pekerjaan menjadi
nelayan, pedagang, atau bermigrasi. Bukan berarti sektor pertanian kemudian
mati total, hanya saja tidak banyak dari orang Madura yang menggantungkan hidup
dari sektor tersebut (de jonge, 1989:3-9).
PROFESI
ORANG MADURA
Mata
pencaharian penduduk di suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis
wilayah tersebut. Masyarakat Madura adalah masyarakat pekerja keras dan pantang
menyerah, sesuai dengan kondisi alam mereka. Penduduk Pulau Madura, kebanyakan
bekerja di sektor informal, seperti pertanian, perikanan dan perindustrian.
Falsafah
orang Madura dalam bekerja, sama dengan umumnya suku-suku di Nusantara.
Mengambil sesuatu dari alam untuk diolah, sekedar untuk memenuhi kebutuhan
dasar dan bertahan hidup. Tidak berlebih-lebihan. Namun jikalau bertahan di
Pulau Madura tidak dapat mencukupi kebutuhan atau ingin mencari pengalaman
hidup maka cara yang ditempuh adalah bekerja di luar Madura. Banyak sekali yang
berhasil meningkatkan taraf hidupnya, dengan melakukan migrasi. Bagi yang tetap
bertahan di Madura, umumnya mata pencahariannya yaitu bertani dan menjadi nelayan.
1.
Petani
Madura
Mata pencaharian utama
sebagian besar suku Madura sejak dahulu adalah bertani. Mereka menanami sawah
dan ladang mereka dengan padi, palawija, ubi kayu dan jagung (Mien Rifai
2007:79). Pada musim hujan rata-rata ditanami padi. Di musim kemarau beberapa
daerah ditanami tembakau dengan skala besar.
Seperti umumnya
masyarakat petani di Jawa, para petani Madura biasanya selain bertani juga
memelihara sapi, meski tidak dalam jumlah banyak. Selain sebagai alat membajak
sawah, sapi juga digunakan sebagai tabungan jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Hal
ini membuat keberadaan sapi bagi masyarakat Madura menjadi sangat berharga.
Namun ada juga sapi
yang dijadikan sarana hiburan yaitu ajang karapan sapi. Sapi-sapi ini biasanya
diberikan perawatan lebih dan diperlakukan sangat khusus. Sapi harus selalu
sehat dan gagah. Dalam pemberian pakan, rumput yang dipilih adalah rumput
dengan kualitas baik.
2.
Peternakan
Profesi lain suku
Madura adalah beternak. Peternakan yang utama di Madura adalah peternakan sapi.
Sapi Madura adalah sapi lokal asli Indonesia yang terbentuk dari persilangan
antara banteng atau sapi bali (Bos Sondaidicus) dan sapi Zebu (Bos Indicus) dan
sapi Brahman (Bos Taurus) serta Sapi Jawa. (Mien Rifai, 2007).
Sapi ini secara genetik
memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan
terhadap serangan caplak (Anonimus, 1987). Karakteristik sapi Madura sangat
seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah
bata agak kekuningan, tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna
putih, bertanduk khas dan jantannya bergumba.
Oleh karena itu sejak
dahulu kekhasan sapi Madura dijaga keasliannya, dengan melarang sapi-sapi jenis
lain masuk ke Madura. Perkembang biakan sapi ini umumnya di Pulau Sapudi,
Kabupaten Sumenep. Dari Sapudi inilah sapi dipasarkan
ke seluruh Madura
melalui Sumenep daratan. Sudah banyak Sapi Madura dikirim ke daerah lain, pulau
Jawa dan sekitarnya.
Selain di Pulau Sapudi,
di Kabupaten Pamekasan, juga dikembangkan budidaya ternak sapi asli Madura di
Desa Sana Daya, Kecamatan Pasean. Bahkan dikatakan oleh bupati Pamekasan,
Achmad Syafii bahwa Gubernur Jatim telah menetapkan Madura menjadi sentra
produksi daging sapi.
Sapi dalam kehidupan
masyarakat Madura memang mempunyai tempat yang khusus. Hal ini terutama karena
jasanya yang besar bagi para petani. Tanah pertanian dapat digarap dengan
bantuan Sapi. Alat transportasi di pedalaman Madura juga menggunakan sapi (sapi
pajikaran).
Sapi Madura berjenis
kelamin jantan, dimanfaatkan sebagai sapi kerapan (Karapan). Karapan sapi sudah
menjadi bagian dari budaya masyarakat Madura. Selain sapi, orang Madura juga
beternak kambing (domba) dan unggas. Ayam bekisar Madura sangat terkenal,
bahkan dijadikan Maskot Kabupaten Sumenep.
3.
Nelayan
Madura
Suku Madura terkenal
dengan peribahasa abhantal omba’ asapo
angen. Artinya Suku Madura mampu menjalani kehidupan yang keras, seperti
kehidupan nelayan. Menjadi nelayan merupakan mata pencaharian terpenting orang
Madura yang hidup di daerah pesisir (de Jonge 1989).
Meski kehidupan nelayan
sangat tidak menentu dan kebanyakan nelayan ekonomi mereka menengah ke bawah.
Kusnadi dalam Polemik Kemiskinan Nelayan menyimpulkan
bahwa untuk mengatasi kemiskinan nelayan bagai menegakkan benang basah. Meski
demikian, banyak orang Madura yang kuat menjalani kehidupan sebagai nelayan.
Ini membuktikan peribahasa di atas ada benarnya, bahwa orang-orang Madura
memang bermental baja, mampu menghadapi kehidupan yang serba sulit.
Nelayan Madura
merupakan nelayan etnik yang paling dominan memanfaatkan potensi sumber daya
ikan di selat Madura. Karena memang selat Madura berada di antara pulau Madura
dan daerah Tapal Kuda seperti Pasuruan, Probolinggo dan Situbondo. Sedangkan
para melayan di wilayah Tapal Kuda tersebut sebagian besar adalah pendatang
yang berasal dari Madura.
Selain melaut dengan
perahu mayang, piranti standar nelayan Madura yang dipakai untuk berangkat ke
laut adalah alat menangkap ikan seperti jala, jaring, ember dan sarung. Ember
digunakan untuk menampung pasir laut yang bisa dimanfaatkan untuk material
rumah maupun dijual kembali. Ataupun sebagai tempat jala dan berbagai kebutuhan
pribadi misalnya rokok dan sarung.
Selain ember, sarung
adalah piranti wajib yang harus dibawa selama bekerja dilaut. Sarung tidak saja
digunakan untuk shalat namun digunakan sebagai perlindungan dari
dingun angin malam.
Sarung juga menjadi alat penutup aurat yang praktis saat ingin melaut.
Dalam sistem pembagian
kerja secara seksual pada masyarakat nelayan, kaum perempuan pesisir (istri)
nelayan mengambil peranan besar dalam kegiatan sosial-ekonomi di darat.
Sementara laki-laki berperan di laut untuk mencari nafkah dengan menangkap
ikan. Dengan kata lain, darat adalah ranah perempuan, sedangkan laut adalah ranah
laki-laki (Kusnadi, 2001:151-152).
Ikan hasil tangkapan
nelayan Madura adalah ikan layang, kakap merah, teri, kembung, cakalang serta
tenggiri. Semuanya dijual dalam kondisi segar maupun dijadikan pindang atau
dikeringkan. Pada saat hasil tangkapan sangat minim didapat, para nelayan
beralih usaha menjadi pembuat kerupuk.
Kerupuk buatan nelayan
ini terbuat dari hewan laut yang diberi nama terung-terung. Selain kerupuk, mereka juga membuat ikan kering,
sotong kering, terasi dan petis.
Adapun penggolongan sosial-ekonomi
masyarakat nelayan dapat dilihat dari 3 segi. Pertama, dari penguasaan
alat-alat produksi atau peralatan tangkap (perahu, jaring dan perlengkapan
lainnya), struktur masyarakat nelayan terbagi ke dalam golongan nelayan pemilik
alat-alat produksi dan nelayan buruh. Nelayan buruh tidak memiliki alat-alat
produksi. Dalam kegiatannya, nelayan buruh hanya menyumbangkan jasa atau
tenaganya dengan hak-hak yang sangat terbatas. Jumlah nelayan buruh di kampung
nelayan adalah yang terbesar.
Kedua,
adalah melihat dari segi tingkat modal usaha,
struktur masyarakat nelayan terbagi menjadi golongan nelayan besar dan nelayan
kecil. Nelayan besar menanamkan modal usahanya dalam jumlah besar, sedangkan
nelayan kecil sebaliknya.
Ketiga,
dari teknologi peralatan tangkapnya, masyarakat
nelayan terbagi menjadi nelayan modern dan nelayan tradisional. Nelayan modern
menggunakan teknologi peralatan tangkap yang canggih sehingga tingkat
pendapatan dan kesejahteraan sosial ekonominya jauh lebih tinggi. Nelayan
modern ini jumlahnya relatif kecil dibandingkan nelayan tradisional.
Dari situlah terlihat
masih adanya kesenjangan di kalangan masyarakat nelayan, khususnya dalam
pembahasan kali ini adalah nelayan Madura. Kemiskinan seolah-olah suatu
persoalan yang tak dapat diselesaikan. Karena berbagai macam kebijakan
pemerintah nyata-nyata belum bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat nelayan.
4.
Suku
Madura di Perantauan
Suku Madura di
Perantauan professinya sangat beragam. Jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Mereka
berasal dari pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja,
Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian
timur Jawa Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara
Banyuwangi. Orang Madura paling banyak di Situbondo dan Bondowoso. Selain itu
juga terdapat di Probolinggo, Jember, serta sebagian di Malang.
Berdagang merupakan
mata pencaharian terpenting bagi etnis Madura di perantauan. Sebagai pedagang
mereka terkenal ulet. Mereka mau berdagang apa saja, mulai dari besi tua sampai
sate. Di kota-kota besar seperti Surabaya, Yogyakarta dan Jakarta, sering kita
jumpai pedagang sate Madura ataupun soto Madura. Bahkan dikota kecil seperti
Jepara,
banyak orang Madura
menetap di sana dan menjadi pedagang bubur kacang hijau.
Selain di sektor
perdagangan, mereka juga banyak yang bekerja menjadi buruh di
perusahaan-perusahaan misal sebagai satpam, tetapi banyak juga yang menjadi
profesional seperti dosen di perguruan tinggi maupun peneliti. Bahkan banyak
diantara mereka yang kemudian menduduki jabatan penting dan menjadi tokoh
nasional, seperti Mahfud MD, Artidjo Alkostar, Imam Nachrowi dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ma’arif, Samsul. 2015. The History Of Madura. Yogyakarta: Araska
SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
BalasHapusDEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua,
BalasHapusSengaja ingin menulis sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang kesulitan masalah keuangan
Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar 800juta saya stres hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu dengan ki sholeh pati, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KI SHOLEH PATI kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan penarikan uang gaib 5Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 5M yang saya minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada. Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya sering menyarankan untuk menghubungi KI SHOLEH PATI di 0852-1905-3025 situsnya www.PESUGIHANISLAMI.ye.vc agar di berikan arahan. Toh tidak langsung datang ke jawa timur, saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sama baik, jika ingin seperti saya coba hubungi KI SHOLEH PATI pasti akan di bantu